Terletak di Desa Wisata Giritengah
Borobudur , tempat menarik ini relative masih baru dan belum banyak diketahui khalayak ramai karena baru dikelola
sekitar bulan Juli ( pertengahan puasa ) tahun 2015.
Awalnya tanah
milik penduduk sekitar ini oleh salah satu warganya yaitu Bapak Tijab
diusulkan menjadi salah satu spot untuk menikmati sunrise seperti bukit
sekitarnya , antara lain Puncak Sukmojoyo, Pos Mati juga Punthuk
Mongkrong. Bersama dengan warga pemilik tanah sekitar gumuk, akhirnya
dibuatlah semacam tempat yang menarik untuk melihat sunrise, antara lain
gubug sebagai tempat duduk melepas lelah dan berteduh juga rumah pohon
yang dibangun secara mendadak ( waktu itu rencananya ada kunjungan dari wartawan - wartawan dari berbagai media di Indonesia ) juga untuk menyambut pergantian malam tahun baru .
Fasilitas ditempat ini bisa dibilang lumayan, kamar mandi /
toilet sudah disediakan, ada juga warung di parkiran yang bisa pesan
mie instant maupun minuman ( malam tahun baru saya kesini dan pesan 3
gelas kopi hitam, pas mau pulang dan saya bayar berapa, penjualnya
bilang nggih pinten kemawon mas …hehehehe ) eh pas siang kesana jual
lotek juga. Ada rencana disalah satu gubug diberi colokan listrik untuk
ngecas HP ..hmmm ide sederhana tapi besar manfaatnya ya..
Dari cerita
dengan bapak – bapak yang menemani saya di malam pergantian tahun itu
ada cerita seperti legenda ( sayang sekali rekaman di hp hilang musnah
tanpa jejak ) ..juga ada air terjun Penjalin dengan tinggi sekitaran 60
m, tapi jalannya masih setapak dan perlu penunjuk jalan kalo mau kesana,
juga airnya kering kalo di musin kemarau
Yang menarik dari tempat ini
adalah kita bisa sampai lokasi dengan menggunakan sepeda motor ..asyik
kan nggak perlu capek mendaki ..jalan relatih bagus , ada yang aspal
maupun semen dengan beberapa tanjakan yang lumayan tinggi tapi masih
tetap aman dilalui…. Saya sempat ngobrol banyak dengan Pak Tijab yang
ternyata ketua kelompok wisata ini dan beliau mempunyai sanggar seni
ynag bisa dikunjungi…Kenapa Pak Tijab ini tertarik untuk membuat lokasi
ini menjadi tempat menarik dan dikelola warga sendiri ? ternyata oh
ternyata deretan bukit di sekitaran Borobudur ini menjadi incaran
investor untuk dijadikan hotel resort, beberapa warga sudah ditawari
untuk menjual tanahnya dan menurut Pak Tijab ini lebih baik tanahnya dikelola
warga sendiri....eh saya jadi ingat perusahaan yang sudah tercatat di
Bursa Efek Indonesia dengan kode BUVA ini sudah punya tanah lho di salah
satu bukit dan mau mendirikan villa dengan brand ALILA
Nah mumpung
bukit – bukit ini masih gampang didatangi, nggak ada salahnya kalian
bisa jalan – jalan kesini , gampang kok jalannya. Dari Candi Borobudur ambil jalan di samping Hotel Manohara. lurus terus sampai ada perempatan belok kanan. Lurus terus dan lihat di sisi kanan terpampang Bukit Rema dengan Gereja Ayamnya, disitu ada perempatan, belok kiri arah jalan naik terus dan disitu mulai banyak terlihat papan petunjuk menuju lokasi Gupakan Kendil . Jika masih bingung takut tersesat ada baiknya berhenti sebentar dan tanya kepada penduduk sekitar yang dengan ramah akan memberi petunjuk arah..
Ngeri mas Yog. Foto bawah seperti Plataran Resort. Sangar..makan-makan Blognya ditunggu :D
BalasHapussingupen kalo lihat bawah mas Hamid ...tapi bagus kok pemandangannya ..apalagi kalo pas cuaca sangat cerah ...makan - makan ?... di rumah masing - masing ya hehehehehe
HapusLaunching #NglayapCah
BalasHapusluar biasa ... haha
komporan kalian berhasillllll
HapusBaru tahu saya kalo ada tempat ini,, ijin share foto yaa.. makasih
BalasHapusYg ini belum, yg sudah bukit rhema, punthuk mongkrong, nyebrang ke suroloyo turun boro suci, dekso
BalasHapusTidak naik motor, tapi dengan sepeda campur nuntun campur manggul. Kewer-kewer, ngos-ngosan, tapi mareeemmm, pengin ngulang
BalasHapusTidak naik motor, tapi dengan sepeda campur nuntun campur manggul. Kewer-kewer, ngos-ngosan, tapi mareeemmm, pengin ngulang
BalasHapusYg ini belum, yg sudah bukit rhema, punthuk mongkrong, nyebrang ke suroloyo turun boro suci, dekso
BalasHapus